Sejak dirilis pada Hari Raya Lebaran, September 2010 film 'Sang Pencerah' telah meraih lebih dari satu juta penonton. Saat ini, film tersebut memang sudah tidak beredar di bioskop-bioskop di Jakarta. Namun, perhatian masyarakat kembali tertuju ke karya sutradara Hanung Bramantyo itu setelah Festival Film Indonesia (FFI) 2010 tidak meloloskannya dalam seleksi awal.
Banyak penggemar, termasuk dari kalangan pejabat yang telah menontonnya, memprotes hasil seleksi awal FFI tersebut. Perdebatan pun ramai di media massa. Orang-orang yang belum menonton film itu menjadi semakin penasaran. Jika Anda termasuk di dalamnya, jangan khawatir, Jakarta International Film Festival (JIFFest) yang saat ini tengah berlangsung akan memutar film itu gratis untuk umum.
'Sang Pencerah' akan diputar di Blitzmegaplex Pasific Place, Senin (29/11/2010) pukul 17.00 WIB. Anda hanya perlu datang minimal satu jam sebelumnya untuk mengambil tiket, mengingat tempat yang terbatas (128 kursi).
Seperti telah diketahui secara luas, 'Sang Pencerah' adalah film yang mengangkat kisah hidup tokoh pendiri organisasi Islam besar Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan. Film ini dibuka sebagai sebuah drama sejarah. Ahmad Dahlan belia (diperankan oleh Ikhsan 'Idol') digambarkan sebagai bocah nakal yang mengendap-endap dari balik pohon beringin raksasa di alun-alun kidul Kraton Yogyakarta untuk mencuri sesaji yang ditaruh oleh orang-orang miskin yang minta berkah.
Adegan lalu melompat ke masa yang tak jauh, ketika anak muda itu mengungkapkan keinginannya kepada sang ayah (diperankan Ikranagara) untuk belajar agama di Makkah. Pulang ke Tanah Air, Ahmad Dahlan dewasa (diperankan Lukman Sardi) telah berubah menjadi sosok penuh wibawa yang telah tercerahkan secara intelektual. Kembali ke lingkungan Kauman, Dahlan pun segera diangkat sebagai imam-khatib Masjid Agung Kasultanan Yogyakarta, yang sebelumnya dijabat oleh ayahnya.
Namun, kini semua jadi salah mata Dahlan. Pertama, ia menyoal arah kiblat masjid. Kepada para ulama senior keraton yang ditetuai oleh Kiai Penghulu (Slamet Rahardjo), Dahlan menunjukkan betapa kiblat Masjid Agung selama ini melenceng dari arah Kabah. Dari sinilah, konflik antara Kiai Dahlan dengan elit kiai keraton, yang di dalamnya terdapat saudara-saudaranya sendiri termasuk paman dan adiknya, Kiai Lurah (Agus Kuncoro Adi) dimulai.
Menurut Komiter Seleksi FFI 2010, 'Sang Pencerah' tidak lolos penilaian awal karena sebagai "film biografi" dinilai "baru sampai pada penggambaran peristiwa-peristiwa penting yang dialami sang tokoh, tanpa upaya lebih untuk menghadirkan visi dan tafsir yang lebih terbuka mengenai komplekstisitas sejarahnya." Anda yang nanti menontonnya di JIFFest mungkin akan punya penilaian lain.
Banyak penggemar, termasuk dari kalangan pejabat yang telah menontonnya, memprotes hasil seleksi awal FFI tersebut. Perdebatan pun ramai di media massa. Orang-orang yang belum menonton film itu menjadi semakin penasaran. Jika Anda termasuk di dalamnya, jangan khawatir, Jakarta International Film Festival (JIFFest) yang saat ini tengah berlangsung akan memutar film itu gratis untuk umum.
'Sang Pencerah' akan diputar di Blitzmegaplex Pasific Place, Senin (29/11/2010) pukul 17.00 WIB. Anda hanya perlu datang minimal satu jam sebelumnya untuk mengambil tiket, mengingat tempat yang terbatas (128 kursi).
Seperti telah diketahui secara luas, 'Sang Pencerah' adalah film yang mengangkat kisah hidup tokoh pendiri organisasi Islam besar Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan. Film ini dibuka sebagai sebuah drama sejarah. Ahmad Dahlan belia (diperankan oleh Ikhsan 'Idol') digambarkan sebagai bocah nakal yang mengendap-endap dari balik pohon beringin raksasa di alun-alun kidul Kraton Yogyakarta untuk mencuri sesaji yang ditaruh oleh orang-orang miskin yang minta berkah.
Adegan lalu melompat ke masa yang tak jauh, ketika anak muda itu mengungkapkan keinginannya kepada sang ayah (diperankan Ikranagara) untuk belajar agama di Makkah. Pulang ke Tanah Air, Ahmad Dahlan dewasa (diperankan Lukman Sardi) telah berubah menjadi sosok penuh wibawa yang telah tercerahkan secara intelektual. Kembali ke lingkungan Kauman, Dahlan pun segera diangkat sebagai imam-khatib Masjid Agung Kasultanan Yogyakarta, yang sebelumnya dijabat oleh ayahnya.
Namun, kini semua jadi salah mata Dahlan. Pertama, ia menyoal arah kiblat masjid. Kepada para ulama senior keraton yang ditetuai oleh Kiai Penghulu (Slamet Rahardjo), Dahlan menunjukkan betapa kiblat Masjid Agung selama ini melenceng dari arah Kabah. Dari sinilah, konflik antara Kiai Dahlan dengan elit kiai keraton, yang di dalamnya terdapat saudara-saudaranya sendiri termasuk paman dan adiknya, Kiai Lurah (Agus Kuncoro Adi) dimulai.
Menurut Komiter Seleksi FFI 2010, 'Sang Pencerah' tidak lolos penilaian awal karena sebagai "film biografi" dinilai "baru sampai pada penggambaran peristiwa-peristiwa penting yang dialami sang tokoh, tanpa upaya lebih untuk menghadirkan visi dan tafsir yang lebih terbuka mengenai komplekstisitas sejarahnya." Anda yang nanti menontonnya di JIFFest mungkin akan punya penilaian lain.
Tag :
Film
0 Komentar untuk "'Sang Pencerah' Diputar Gratis di JIFFest 2010"