Walaupun dikenal sebagai pemandu acara Debat, sehari-hari Alfito Deannova Gintings malah lebih suka mengalah ketimbang berdebat. Acapkali ajakan debat malah disambut dengan canda, yang membuat gerrr teman-temannya.
Fito, demikian pria kelahiran Jakarta 17 September 1976 itu dipanggil, memngawali karirnya sebagai penyiar Radio Suara Kejayaan Jakarta. Setamat kuliah di jurusan Akuntansi UI, bukannya bekerja di kantor akuntan, tapi ia malah melamar sebagai reporter di SCTV.
Tugas pertamanya ketika terjun dengan status wartawan magang, adalah meliput meledaknya bom di kediaman Kedubes Filipina, di Jakarta pada Agustus 2000. Sejak saat itu, Fito lebih banyak meliput kasus-kasus hukum dan kriminal. Desember 2000, ia mulai berkenalan dengan lensa kamera dalam tugas menyampaikan laporan langsung Arus Balik - Mudik Lebaran di Pelabuhan Penyeberangan Merak. Sejak saat itu, kemampuan pelaporan langsungnya terus terasah, untuk menghadirkan laporan langsung dari berbagai peristiwa, termasuk suasana genting transisi kepemimpinan nasional dari Abdurrahman Wahid kepada Megawati Soekarnoputri.
Setelah penanggung jawab Liputan 6, Kala itu di bawah Karni Ilyas sebagai Pemimpin Redaksi menilainya cukup memahami dunia jurnalistik, ia mulai dipercaya membacakan berita di Program Liputan 6 Pagi. Politik menjadi bidang yang menarik minatnya bahkan sejak ia kanak – kanak. Dibangku sekolah dasar, ketika bocah sebayanya memilih untuk membaca komik atau buku – buku cerita, Fito kecil sibuk bertanya dan meneliti peristiwa G 30 S/PKI dan memaksakan diri membaca kumpulan pidato Soekarno “Dibawah bendera revolusi” milik kakeknya. Di usia remaja ia aktif berperkiprah sebagai pengurus organisasi siswa.
Berbagai pelatihan dan studi singkat dienyamnya sebagai bekal dalam melaksanakan tugas. Salah satunya pada 2003 di ABC Sydney, Australia. Kegiatan peliputan lapangan selama 4 tahun membuatnya dipercaya untuk menggawangi sejumlah acara sebagai produser. Liputan 6 Petang, Dari Titik Nadir untuk korban Tsunami Aceh dan program khusus Pilpres 2004, Selangkah ke Istana.
Sejak Mei 2007, Fito bergabung dengan Lativi. Ia termasuk salah satu pionir yang membidani lahirnya tvOne, dengan mengkreasi program – program Current Affairs (CA). Saat ini, selain menjadi pembaca kabar, ayah dua putri cantik itu juga dipercaya memegang jabatan manajer (membawahi sejumlah program, diantaranya acara debat).
Februari 2010, Fito, yang gemar menulis puisi romantis itu, mendapat penghargaan dari Perhimpunan Jurnalis Indonesia sebagai Jurnalis Televisi Terdepan dalam penyampaian isu-isu antikorupsi dan edukasi demokrasi.
sumber:http://www.tvone.co.id/tvone/anchor/alfito.deannova/
Fito, demikian pria kelahiran Jakarta 17 September 1976 itu dipanggil, memngawali karirnya sebagai penyiar Radio Suara Kejayaan Jakarta. Setamat kuliah di jurusan Akuntansi UI, bukannya bekerja di kantor akuntan, tapi ia malah melamar sebagai reporter di SCTV.
Tugas pertamanya ketika terjun dengan status wartawan magang, adalah meliput meledaknya bom di kediaman Kedubes Filipina, di Jakarta pada Agustus 2000. Sejak saat itu, Fito lebih banyak meliput kasus-kasus hukum dan kriminal. Desember 2000, ia mulai berkenalan dengan lensa kamera dalam tugas menyampaikan laporan langsung Arus Balik - Mudik Lebaran di Pelabuhan Penyeberangan Merak. Sejak saat itu, kemampuan pelaporan langsungnya terus terasah, untuk menghadirkan laporan langsung dari berbagai peristiwa, termasuk suasana genting transisi kepemimpinan nasional dari Abdurrahman Wahid kepada Megawati Soekarnoputri.
Setelah penanggung jawab Liputan 6, Kala itu di bawah Karni Ilyas sebagai Pemimpin Redaksi menilainya cukup memahami dunia jurnalistik, ia mulai dipercaya membacakan berita di Program Liputan 6 Pagi. Politik menjadi bidang yang menarik minatnya bahkan sejak ia kanak – kanak. Dibangku sekolah dasar, ketika bocah sebayanya memilih untuk membaca komik atau buku – buku cerita, Fito kecil sibuk bertanya dan meneliti peristiwa G 30 S/PKI dan memaksakan diri membaca kumpulan pidato Soekarno “Dibawah bendera revolusi” milik kakeknya. Di usia remaja ia aktif berperkiprah sebagai pengurus organisasi siswa.
Berbagai pelatihan dan studi singkat dienyamnya sebagai bekal dalam melaksanakan tugas. Salah satunya pada 2003 di ABC Sydney, Australia. Kegiatan peliputan lapangan selama 4 tahun membuatnya dipercaya untuk menggawangi sejumlah acara sebagai produser. Liputan 6 Petang, Dari Titik Nadir untuk korban Tsunami Aceh dan program khusus Pilpres 2004, Selangkah ke Istana.
Sejak Mei 2007, Fito bergabung dengan Lativi. Ia termasuk salah satu pionir yang membidani lahirnya tvOne, dengan mengkreasi program – program Current Affairs (CA). Saat ini, selain menjadi pembaca kabar, ayah dua putri cantik itu juga dipercaya memegang jabatan manajer (membawahi sejumlah program, diantaranya acara debat).
Februari 2010, Fito, yang gemar menulis puisi romantis itu, mendapat penghargaan dari Perhimpunan Jurnalis Indonesia sebagai Jurnalis Televisi Terdepan dalam penyampaian isu-isu antikorupsi dan edukasi demokrasi.
sumber:http://www.tvone.co.id/tvone/anchor/alfito.deannova/
0 Komentar untuk "PROFIL ALFITO DEANOVA"